Tities Sapoetra Jadi Perancang Busana

Tities Sapoetra Jadi Perancang Busana

tities

Prosatu.com – Berkat film Hantu Bangku Kosong pada 2006, Tities Sapoetra pun terjun ke industri perfilman Indonesia. Berkat film ini pula, karier Tities mulai melesat dan wajahnya pun kerap menghiasi layar kaca, baik dalam sinetron atau FTV.

Selain menjadi aktor, kini Tities terjun ke dunia fesyen dan menjadi perancang busana. Profesi baru ini sudah ia geluti kurang lebih selama empat tahun terakhir.

Ketertarikan Tities pada dunia fesyen menurun dari ibunya yang memang merupakan perancang baju pengantin. Sejak kecil, Tities secara tak langsung sudah akrab dengan suara mesin jahit, pola, kain dan sebagainya.

“Saya merasa dunia showbiz tak mungkin lama, karena persaingannya makin ketat dengan para pendatang baru. Ditambah produksi film kini tak seperti dulu, banyak film yang aneh-aneh,” ujar Tities pada Smart Money.

Kedua orang tua Tities pun mendukungnya. Hal inilah yang membuat Tities sangat serius menjadi perancang busana empat tahun terakhir. Hal ini ia tunjukkan dengan dua kali mengikuti sekolah fesyen untuk mendalami bidang ini.

“Keluarga sangat mendukung pekerjaan apapun yang saya pilih. Mereka menyerahkan semuanya pada saya, asal saya menjalaninya dengan senang,” ujarnya.

Kini, Tities sudah punya tiga lini fesyen. “Tities Sapoetra” yang banyak memainkan teknik cetak, biding, corak dan nantinya akan bermain bordir, lini “Batik Sadhana” yang bekerjasama dengan partnernya Ibu Lena, memberdayakan pengrajin batik lokal. Dan “Tash The Label” merupakan busana kasual dan polos yang siap pakai.

Dalam produksinya, Tities yang mendapat bantuan dari tukang jahit dan pengrajin butuh sekitar tiga hingga lima hari untuk mengerjakan satu pakaian. Untuk satu lembar kain santung, bisa menghasilkan tiga sampai empat pakaian.

Harga pakaian hasil rancangan Tities beragam, dari ratusan ribu hingga jutaan rupiah. Sedangkan target pasar, Tities membidik pasar menengah ke atas usia 20 hingga 40 tahun.

Untuk pemasaran, Tities memanfaatkan media sosial seperti Instagram. Menurutnya, media sosial merupakan media yang bisa digunakan untuk memasarkan produknya dengan cepat.

Selain media sosial, Tities juga meng-endorse teman-teman artis terdekatnya. Di sisi lain, Tities menilai bahwa manuvernya dari aktor menjadi perancang busana tak mengalami kesulitan berarti, meski ia akui sangat menantang.

“Banyak yang mencibir dan ragu. Inilah alasan mengapa saya menempuh sekolah fesyen hingga dua kali yang pertama di Instituto Di Moda Burgo dan LPTB Susan Budihardjo. Ini merupakan pembuktian bahwa saya bukan perancang busana yang hanya menjual nama,” pungas perancang yang baru saja merilis 40 koleksi Batik Sadhana di Ramadhan tahun ini. (ps)