BKPM Undang Investor Jepang

BKPM Undang Investor Jepang

Logo_Terbaru.2

Prosatu.com – Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) berusaha mendorong peningkatan realisasi investasi dari investor Jepang dengan meminimalkan hambatan yang ada.

Salah satu upaya yang dilakukan BKPM adalah menggelar dialog dengan investor Jepang, yang dilaksanakan di Jakarta kemarin (1/6). Menurut Deputi Pengendalian Pelaksanaan Penanaman Modal BKPM Azhar Lubis, dialog tersebut untuk mengetahui kendala yang dihadapi, sekaligus menentukan langkah pemerintah untuk mengatasi kendala tersebut.

“Dialog ini bertujuan untuk mengetahui kendala apa saja yang sedang dihadapi oleh investor Jepang dan apa yang bisa dilakukan pemerintah agar rencana investasi yang sudah ada persetujuannya bisa direalisasikan,” ujar Azhar.

Azhar menambahkan realisasi investasi diperlukan untuk mendukung upaya pemerintah menggerakkan perekonomian sekaligus menciptakan lapangan pekerjaan. Menurut data BKPM, pada kuartal pertama 2015 investasi Jepang duduk di peringkat 2 dengan nilai US$ 1.2 M yang terdiri dari sektor primer US$ 40.4 juta, sektor sekunder US$ 699.9 juta dan sektor tersier US$ 467.3 juta.

Dari nilai tersebut nilai realisasi investasi baru sebesar US$ 771.4 juta dan perluasan investasi sebesar US$ 436.2 juta. Azhar melanjutkan dari hasil pertemuan dengan investor Jepang, ada tiga hal utama yang dikeluhkan oleh mereka yaitu pembebasan lahan, impor bahan baku dan penggunaan tenaga kerja asing.

Menurutnya, BKPM juga akan menggelar dialog serupa dengan investor negara lainnya, yaitu Taiwan dan Korea Selatan. Guna meningkatkan realisasi investasi dari negara dan sektor dengan rencana investasi tinggi.

BKPM menyediakan Marketing Officer untuk mendampingi proses investasi dari mulai mengajukan perizinan sampai realisasi. Adapun sektor tertentu yang dilakukan pendampingan oleh MO tersebut hanya untuk sektor strategis seperti industri pengolahan, industri hilirisasi (mineral,pertanian), pembangkit listrik, infrastruktur, industri padat karya, industri ekspor, industri subtitusi impor.

“Investor dengan nilai tinggi dari negara Jepang, Korsel, RRT, Taiwan, Inggris, Singapur, Australia, dan Middle East akan ada tim khusus yaitu Marketing Officer yang akan terus mendampingi investor sampai proses realisasi. Tidak ada realisasi maka tidak ada penyerapan tenaga kerja, tidak ada penambahan produksi barang dan jasa, tidak bisa menggerakkan perekonomian.” ujar Azhar. (ps)